Karakter Kos-Kosan Hantu
Banyak dari karakter Kos-kosan Hantu merupakan hantu yang terinspirasi oleh kisah, kepercayaan dan mitologi dari Indonesia dan sekitarnya.








Ongky - Pocong
Ongky adalah sesosok pocong, sosok hantu dalam budaya Indonesia yang digambarkan sebagai mayat terbungkus kain kafan putih. Dalam kepercayaan masyarakat, pocong diyakini sebagai arwah orang yang meninggal namun ikatan kain kafannya tidak dilepaskan setelah 40 hari kematiannya.
Terdapat beragam versi pocong di berbagai daerah di Indonesia, namun umumnya secara visual, pocong memiliki wajah pucat atau gosong, mata kosong atau merah menyala, dan seluruh tubuhnya tetap terbungkus kain kafan kecuali bagian wajah. Meskipun sering digambarkan melompat-lompat dalam film karena kaki terikat, ada juga mitos yang mengatakan bahwa pocong sebenarnya melayang saat bergerak. Kepercayaan terhadap pocong tersebar luas di Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatra. Meskipun wujud penggambarannya mengikuti tradisi muslim, pocong juga diakui oleh berbagai umat beragama lain. Dalam budaya populer, pocong sering muncul sebagai tokoh dalam film horor dan sinetron Indonesia, menjadikannya salah satu ikon hantu yang dikenal luas di masyarakat. Kadang ia ditampilkan menyeramkan, tapi tak jarang juga dalam bentuk lucu atau jenaka.
Dela - Sundel Bolong
Dela adalah sesosok sundel bolong, sosok hantu dalam mitologi Nusantara yang digambarkan sebagai wanita dengan lubang besar di punggungnya. Nama "Sundel Bolong" berasal dari istilah "sundal bolong", di mana "sundal" berarti wanita jalang atau pelacur, dan "bolong" yang berarti berlubang tembus.
Sundel Bolong dipercaya merupakan arwah penasaran dari wanita yang meninggal karena diperkosa dan kemudian melahirkan anaknya di dalam kubur. Dalam mitos, ia juga dikatakan suka mencuri bayi yang baru lahir dan merasa malu dengan lubang di punggungnya. Hantu ini sering digambarkan menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan sendirian di jalanan sepi. Ada dugaan bahwa mitos ini diciptakan untuk mencegah wanita berjalan sendirian pada malam hari di pedesaan agar terhindar dari gangguan pria yang berniat jahat. Dalam budaya populer Indonesia, Sundel Bolong telah menjadi ikon dalam berbagai film horor, terutama pada era 1980-an, dengan aktris Suzanna sebagai pemeran utamanya.






Tante Kunti - Kuntilanak
Tante Kunti adalah sesosok kuntilanak, Kuntilanak adalah sosok hantu perempuan dalam mitologi Indonesia dan Melayu yang dipercaya berasal dari arwah wanita hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal saat melahirkan, terutama jika anak tersebut belum sempat lahir (keguguran).
Kuntilanak juga dikenal sebagai "pontianak" atau "puntianak" dalam bahasa Melayu. Nama "puntianak" merupakan singkatan dari "perempuan mati beranak". Secara umum, kuntilanak digambarkan sebagai wanita cantik berambut panjang dan mengenakan gaun putih panjang. Dalam cerita rakyat Melayu, ia memiliki lubang di punggung, sedangkan dalam tradisi Sunda, ciri ini tidak ada. Kuntilanak sering dikaitkan dengan aroma bunga kamboja dan muncul pada malam hari, terutama saat bulan purnama. Ia dipercaya menghuni pohon-pohon tertentu dan suka meneror penduduk kampung Kuntilanak merupakan salah satu hantu yang paling populer di Indonesia dan kerap muncul di film dan berbagai media lain. Hantu ini terkenal dengan suara tawa yang melengking dan menyeramkan.


Mba Sus - Suster Ngesot
Mba Sus adalah sesosok suster ngesot, hantu dalam cerita rakyat Indonesia yang digambarkan sebagai perawat wanita berpakaian seragam suster, namun bergerak dengan cara menyeret tubuhnya (ngesot) karena kakinya tidak berfungsi.
Asal-usulnya tidak diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa kisah yang beredar di masyarakat. Salah satunya berasal dari Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo di Jakarta, di mana dikisahkan seorang suster mengalami nasib tragis setelah diperkosa dan dibunuh oleh seorang dokter jaga, kemudian kakinya dimutilasi dan jasadnya dikubur di ruang laboratorium. Versi lain berasal dari Jawa Barat, menceritakan tentang seorang suster cantik keturunan Belanda bernama Norah yang memiliki ilmu gaib dan membunuh penghuni panti jompo sebagai bentuk balas dendam. Setelah kejahatannya terbongkar, warga memukul kakinya hingga remuk sebagai hukuman. Kisah Suster Ngesot telah diadaptasi ke dalam berbagai film horor Indonesia. Salah satu yang paling populer adalah film Suster Ngesot (2007) yang disutradarai oleh Arie Azis.




Ms. Nyi - Ratu Pantai Selatan
Ms. Nyi adalah karakter yang terinspirasi dari tokoh Nyi Roro Kidul, atau yang sering juga disebut sebagai Ratu Pantai Selatan. Ia biasa digambarkan sebagai perempuan cantik yang mengenakan pakaian berwarna hijau.
Nyi Roro Kidul merupakan tokoh legendaris dalam mitologi Jawa dan Sunda yang menguasai lautan di wilayah selatan pulau Jawa. Masyarakat sekitar Pantai Selatan meyakini bahwa Nyi Roro Kidul bisa menarik orang ke laut, terutama yang mengenakan pakaian hijau, karena warna itu dianggap miliknya. Nama "Nyi Roro Kidul" juga memiliki variasi, seperti "Nyai Loro Kidul". Dalam bahasa Jawa, "loro" bisa berarti "dua" atau "sakit", sedangkan "roro" berarti "gadis". Perubahan dari "roro" menjadi "loro" diduga menyebabkan pergeseran makna dari "gadis cantik" menjadi "orang sakit". Ia dipercaya memiliki hubungan spiritual dengan para raja Jawa, seperti Panembahan Senopati dan Sultan Agung dari Mataram. Dalam budaya populer, kisah Nyi Roro Kidul telah diadaptasi dalam berbagai bentuk, termasuk film, sinetron, dan pertunjukan tradisional.


Naga - Naga Jawa
Naga adalah makhluk pendamping Ms. Nyi. Ia merupakan sesosok naga Jawa, makhluk mitologi dalam budaya Jawa yang berbentuk seperti ular panjang tanpa kaki.
Naga Jawa berasal dari pengaruh Hindu-Buddha yang kemudian berkembang dalam tradisi Jawa, terutama sejak zaman Majapahit. Ia sering dikaitkan dengan kekuatan alam, dunia bawah, dan unsur air. Dalam kepercayaan Jawa, naga melambangkan keseimbangan kosmis, menjadi simbol penghubung antara dunia atas (kahyangan) dan dunia bawah (alam bawah). Dalam seni dan arsitektur Jawa, naga biasanya digambarkan sebagai hiasan pada bangunan-bangunan penting seperti candi atau tangga masuk keraton. Bentuknya pun mendapat pengaruh dari naga India dan naga Tiongkok, dengan mahkota, gigi besar, dan tubuh berornamen. Peran naga juga sering muncul dalam cerita pewayangan, di mana mereka digambarkan sebagai makhluk sakti atau penjaga tempat suci.



